Danau
Cantik Dari Bencana
Tak lengkap rasanya jika Anda
berkunjung ke Sumatera Utara tidak mampir sejenak ke Danau Toba, danau vulkanik
yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Pesona
eksotisnya berupa hamparan danau luas laksana lautan dengan pepohonan rindang
dan perbukitan yang menawan. Danau ini berukuran 1700 meter persegi dengan
kedalaman kurang lebih 450 meter dan terletak 906 meter di atas permukaan laut,
di tengah danau terdapat Pulau Samosir yang tak kalah menariknya menjadi objek
kunjungan wisata.
Dalam kunjungannya pada 1996,
Pangeran Bernard dari Belanda bahkan menyatakan kekagumannya pada panorama
indah danau ini. “Juallah nama saya untuk danau ini. Saya tak dapat melukiskan
betapa indahnya Danau Toba,” katanya antusias.
Ada tujuh kabupaten di sekeliling
danau, yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan,
Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama alam indah dan menjadi lokasi
tujuan wisata. Umumnya wisatawan menikmati keelokan Danau Toba dari Parapat di
Simalungun dan Tuktuk Siadong di Pulau Samosir.
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat
ledakan sekitar 73 ribu-75 ribu tahun lalu dan merupakan letusan super volcano
(gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari
Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang
dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan
2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama dua
minggu.
Debu vulkanik yang ditiup angin telah
menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya
terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas
permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian
massal dan, pada beberapa spesies, juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa
bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari
jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan
itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih
memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk
kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai
Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya
Pulau Samosir. Ketika menikmati keindahan danau ini, Anda mungkin tak
membayangkan bahwa pesona yang terjadi berasal dari bencana dahsyat letusan
gunung berapi yang mendatangkan ketakutan dan kengerian ketika itu.
Perjalanan darat ke Danau Toba, tepatnya ke
Parapat, memakan waktu empat sampai lima jam dari Medan. Tersedia bus atau
travel yang langsung menuju Parapat. Rutenya melewati Lubuk Pakam, Tebing
Tinggi, dan belok ke arah Pematang Siantar. Sepanjang perjalanan, kita disuguhi
panorama perkebunan kelapa sawit dan karet.
Apabila menggunakan kereta api, dari
Medan pilih rute menuju Pematang Siantar. Dari sini perjalanan dilanjutkan
menggunakan bus ke Parapat. Waktu tempuhnya satu jam.
Untuk tempat menginap dan tinggal
lebih lama menikmati keindahan Danau Toba, tersedia banyak hotel dan
penginapan. Di Parapat, sedikitnya ada 900 kamar hotel berbagai jenis, mulai
dari bintang empat hingga homestay, di Tuktuk juga tak berbeda. Baik di Parapat
maupun Tuktuk, wisatawan dapat langsung menikmati danau dari pinggirannya.
Tarif hotel di Tuktuk dan Parapat bervariasi, sesuai tipikal turis yang datang.
Mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu per malam tergantung tipe hotel.
Sebuah perusahaan travel bahkan
menawarkan menikmati keindahan Danau Toba dari udara, yakni menggunakan
paralayang. Setiap wisatawan diberi kesempatan terbang menggunakan paralayang
dari kawasan pegunungan Tongging, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Bagi
para wisatawan yang ingin mencoba paralayang akan ditemani seorang instruktur
berpengalaman, namun tentunya penentuan bisa terbang atau tidak tergantung pada
kondisi cuaca dan angin.
Tidak hanya itu, menikmati keindahan
matahari terbit dan terbenam bisa Anda nikmati dari pesisir danau. Dari dataran
tinggi Karo di sebelah utara, keelokan danau terlihat memanjang dipandang dari
Sikodonkodon. Namun, hanya ada satu resor di sini. Di sisi barat, pemandangan
danau dan Pulau Samosir dapat dengan sempurna disaksikan dari Tele. Ada gardu
pandang di ketinggian sekitar 1.000 meter dari permukaan laut untuk menikmati
senja di Danau Toba. (amril gobel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar