Jumat, 22 November 2013

TUGAS KE 5 : ILMU SOSIAL DASAR#


FEBBY RACHMADANIA
12612845
2 SA 05

BAB 6 : PELAPISAN SOSIAL & KESAMAAN DRAJAT

I. PELAPISAN SOSIAL
 * Pengertian
    Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A.             Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara           bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang         lebih rendah dalam masyarakat.
    Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup         dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi                   kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas           tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas     rendah.
    Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun,     pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam           masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang             dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam               masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di         dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
    Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam             kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan           rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di     bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.

* Terjadinya Pelapisan sosial
   a. Terjadi dengan sendirinya 
       Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhanmasyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang                    menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh        niasyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. pengakuan-pengakuan terhadap                  kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya. 
       Oleh karena sifatnya yang tanpa disengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu          bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat di mana sistem itu berlaku. 
       Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang pada sesuatu strata atau              pelapisan adalah secara otomatis, misalnya karena 
       usia tua, karena pemilikan kepan-daian yang lebih, atau kerabat pembuka, tanah, seseorang yang                  memiliki bakat seni atau sakti. 
   b. Terjadi dengan disengaja 
       Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam                sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan keuasaan yang diberikan            kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka       di dalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya             kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara         horisontal. 
      Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat misalnya di dalam organisasi                     pemerintahan, organisasi partai politik, perusahaan besar, perkumpulan-perkumpulan resmi, dan lain-lain.       Pendek kata di dalam organisasi formal. Di dalam sistem organisasi yang disusun dengan cara ini                   mengandung dua sistem, ialah : 
         I.) Sistem fungsional; merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan                dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat, misalnya saja di dalam orgaanisasi                        perkantoran ada kerja sama antara kepala-kepala seksi dan lain-lain. 
         2.) Sistem skalar: merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas                   (vertikal). 
      Pembagian kedudukan ini di dalam organisasi formal pada pokoknya diperlukan agar organisasi itu dapat       bergerak secara teratur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tetapi sebenarnya terdapat pula                   kelemahan yang disebabkan sistem yang demikian itu.  
      Pertama : karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sehingga sering terjadi kelemahan di dalam      menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya saja perubahan-          perubahan pula dalam cara-cara perjuangan partai politik, tetapi karena organisasi itu mempunyai tata            cara tersendiri di dalam menentukan kebijaksanaan politik sosial, maka sering terjadi kelambatan di              dalam penyesuaian. 
     Kedua: karena organisasi itu telah diatur sedemikian rupa sehingga membatasi kemampuan-kemampuan        individual yang sebenarnya mampu tetapi karena kedudukannya yang mengangkat maka tidak                        memungkinkan untuk mengambil inisiatif. Misalnya dapat kita lihat di dalam kehidupan perguruan   
     tinggi, seorang dosen yang baru golongan III a tetapi cakap, tidak diperkenankan menduduki jabatan-          jabatan tertentu yang hanya boleh diduduki atau dijabat oleh golongan IV a ke atas, maka merupakan            hambatan yang merugikan dosen yang bersangkutan dan universitas.  
     Contoh kasus yang lain dapat kita lihat sendiri misalnya di dalam kantor-kantor pemerintah di mana                banyak tenaga-tenaga yang cukup tetapi tidak diberi wewenang karena kedudukannya mengikat. 
     
II. KESAMAAN DRAJAT
    *  Pengertian
        Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperole h kehidupan. Manusia             dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban             sama besarnya. Setiap warga negara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh             hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang  
   
   *  Pasal - Pasal di dalam UUD 1945 tentang Persamaan Hak
       Pemyataan Sedunia Tentang Hak-hak (Asasi) Manusia atau Universitas Declaration of Human Right              (1948) dalam pasal-pasalnya, seperti dalam : 
       Pasal 1 "Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka                dikarunia akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan". 
       Pasal 2 ayat 1: "Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang tercantum            dalam pemyataan ini dengan tak ada kecuali apa pun, seperti misalnya bangsa, wama, jenis kelamin,              bahasa, agama, poliotik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran        ataupun kedu dukan." 
       Pasal 7 "Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum              yang sama dengan tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap            setiap perbedaan yang memperkosa pemyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan kepada          perbedaan semacam ini." 

   * 4 Pokok Hak Asasi  dalam Pasal yang tercantum dalam UUD 1945
      
      Pertama tentang kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka                 pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa : "Segala Warga Negara bersaamaan kedudukannya       di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada       kecualinya." 
      Di dalam perumusan ini dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar di samping hak asasi yang dimiliki oleh       warga negara, yaitu kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada                     kecualinya. Dengan demikian perumusan ini secara prinsipil telah membuka suatu sistem yang berlainan         sekali daripada sistem perumusan ''Human Rights" itu secara Barat, hanya menyebutkan hak tanpa ada         kewajiban di samp!ngnya. 

      Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan dan             penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 
      Kemudian yang ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa "kemerdekaan berserikat dan berkumpuL       mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-undang." 
     
      Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk       yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap               penduduk untuk memeluk aga~anya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan                   kepercayaannya itu." 

      Pokok keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1)               "Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran" dan (2) "Pemerintah mengusahakan dan                     menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang". 
 
III. MASSA
     
     * Pengertian
        Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan         spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd,t etapi yang secara fundamental berbeda                     dengannyadalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku         misal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa nasional, mereka yang                 menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebgai                         dibertakan dalam pers atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas. 
     
     * Ciri - Ciri Masa
        
        1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari               berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan               yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang             mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers.
 
        2. Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu individu yang                   anonim. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman antar anggota-anggotanya.

IV. Referensi
   
      Buku Paket MKDU ILMU SOSIAL DASAR 
      http://adytiawan.wordpress.com/2012/11/11/ilmu-sosial-dasar-pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar